Cerpen "Pesan Dari Ayah"
Hai teman-teman lama banget aku tidak memposting karyaku. Pada kali ini di tahun 2017 aku akan membagikan sebuah cerpen karya ku . Semoga suka ya 😊😍
Pesan Dari Ayah
Bel
akhirnya berdering, pelajaran di sekolah akhirnya selesai. Semua siswa
bergembira , wajah yang lemas karena pelajaran berubah menjadi gembira. Fina
teman sebangkunya. Dia tadi tertidur saat pelajaran jam terakhir, saat bel
pulang berbunyi dia langsung bangun, dan bersiap-siap pulang ke rumah.
“Nunggu
dijemput, Rin ?”tanya Fina.
“Iya.”
Jawabku mengangguk sambil tersenyum tipis.
Jengkel
rasanya, sudah duduk dibangku SMA namun aku tidak bisa berangkat sekolah
sendiri, karena aku tidak mempunyai kendaraan seperti teman-temanku lainnya .
Sebenarnya Ayah ku pernah menyuruhku naik sepeda ke sekolah, tetapi aku tidak
mau karena pulangnya pasti kelelahan.
Aku
juga sangat kesal, karena Ayahku selalu menjemputku terlambat . Pasti aku harus menghubunginya terlebih
dahulu.
“Bentar
lagi mau ujan, nih, gak papa aku duluan ?”, tanya Fina
“
Gak papa kok , kamu pulang duluan aja . Aku udah biasa nunggu sendiri.” Jawabku
“Maaf
ya” , balas Fina
Fina
memasang wajah merasa bersalah dan aku membalasnya dengan tersenyum.
“Duluan
ya ,Rin , sampai ketemu besok .”
“Ok,
hati-hati Fin .”
Setiap
hari Fina selalu naik motor . Terkadang aku iri pada teman-temanku , kayaknya
hidup mereka enak sekaali . semua permintaan pasti dituruti oleh orang tuanya .
Lain hal denganku, aku tak pernah berani minta apapun kepada orang tuaku .
Karena orang tuaku hanya seorang buruh tani , yang gajinya cukup untuk makan,
dan biaya hidup . Sedih rasanya , tidak bisa merasakan hidup layaknya anaka
remaja SMA yang bisa main,makan , nongkrong sana-sini. Tapi aku harus bersyukur
masih punya tempat tinggal, bisa makan , bisa sekolah. Masih banyak orang
diluar sana yang kesusahan makan , mencari tempat tinggal , gak bisa sekolah.
Akhirnya
sekitar jam empat sore aku bisa pulang. Saat diperjalanan aku bercengkerama
dengan ayah .
“Maafkan
ayah , gara-gara kesibukan ayah kamu jadi terlambat pulang sekolah.”kata Ayah
“Iya,
gak papa kok. Ayah kan sibuk untuk membiayai sekolah ku.” Balasku
Setelah
bercerita, kami melajutkan perjalanan untuk pulang . Di perempatan jalan ada mobil yang berkendara
dengan kecepatan yang tinggi . Tiba-
tiba mobil itu menabrak kami .
“Bruuuuuuuuuaaaaaaaakkkkkkkk……………”
Dalam
keadaan seperti ini , aku yang terjatuh dari sepeda montor . melihat keramaian
disampingku, ternyata Ayahku terluka parah, darah di kakinya mengalir begitu
deras. Aku sangat tidak tega melihatnya . Ada orang menanyakan nomor keluarga
ku yang bisa dihubungi .
“Dek,
apakah ada nomor keluarga yang bisa dihubungi.” Tanya bapak tersebut
“Ada
pak (hiks hiks hiks ), di handphone yang ada di tas saya.” balasku sambil
menangis
Lalu
bapak itu menghubungi salah satu anggota keluarga ku tentang kejadian ini.
Setelah itu, aku ikut naik mobil bersama ayahku yang sudah tak sadar untuk
dibawa menuju rumah sakit.
Disaat
sampai di rumah sakit aku menangis terus
, karena Ayah yang tidak segera sadar dan dibawa ke ruang ICU. Sedangkan aku
hanya diobati luka sedikit yang ada di kakiku. Lalu , aku menunggu di depan
ruang ICU untuk menunggu kabar dari Dokter tentang keadaan Ayahku sekalian
menunggu Ibuku serta keluargaku. Beberapa menit kemudian Ibuku datang bersama Paman
ku dengan keadaan yang sangat panik.
“Nak,
bagaimana keadaanmu dan keadaan ayahmu
?” Tanya Ibu(sambil memelukku dan menangis)
“Aku
hanya memar sedikit di kaki dan tanganku terkilir , tapi sekarang udah diobati.
Tapi aku belum tau Bu keadaan Ayah bagaimana ? , Dokter juga belum keluar
memeriksa keadaan Ayah ( sambil menangis tersedu-sedu).” Balasku
“Yang
sabar ya nak , terus berdo’a kepada Allah dan banyak-banyak dzikir dan shalawat
agar Ayahmu cepat sadar dan bisa berkumpul kembali kepada kita semua ( Sambil
memelukku).” Balas Ibu
“Iya
Bu, aku yakin pasti Ayah sebentar lagi sadar.”
“Yaudah
sambil menunggu Dokter keluar, lebih baik kita sholat Ashar terlebih dahulu dan
sekalian untuk mendo’akan Ayahmu agar cepat sembuh .” Kata Paman
“Iya
paman , mari sekarang kita berangkat ke
mushola.” Jawabku
Akhirnya
kami bertiga berangkat ke mushola , untuk melaksanakan sholat Ashar berjama’ah dan
mendo’akan Ayahku agar cepat sadar dan kembai pulih keadaannya. Setelah sholat
Aku dan Ibu mencari makan terlebih dahulu di sekitar kantin rumah sakit.
Sedangkan Paman kembali ketempat yang tadi kita tempati yaitu didepan ruang ICU
tempat ayahku sedang dirawat. Setelah selesai makan Aku dan Ibu kembali
menunggu kabar keadaan Ayahku. Setelah sekian lama menunggu kabar dari Dokter,
akhirnya Dokter keluar dari ruangan tersebut. Dan mengajak Ibu dan Aku untuk
pergi keruangannya .
Lalu
Aku dan Ibu pergi mengikuti Dokter menuju keruangannya . Mungkin Dokter
mengajakku ke ruangannya untuk memberi kabar tentang keadaan Ayahku yang sedari
tadi belum sadarkan diri.
“Maaf
Bu sebenarnya, suami anda mengalami luka yang sangat parah . Yaitu gagar otak
dan kakinya patah.” Kata Dokter
“Astaghfirullaahal
azhiim . TapI masih bisa diatasi secepat ini kan Dok keadaan suami saya? Sahut
Ibu dengan keadaan menangis dan dibalut kesedihan
Sedangkan
aku hanya terdiam dan menangis tak bisa berkata apa-apa , saat mendengar
perkataan Dokter yang beberapa menit
yang lalu disampaikan padaku dan ibuku.
“Saya
akan berusaha untuk menyembuhkan Suami Anda . Tapi Saya belum bisa memastikan
samapai bisa sembuh total. Dan
untuk itu, Saya harus melakukan operasi
secepat mungkin agar Suami Anda cepat sadar. Apakah kalian menyetujui
untuk dilakukan operasi ? Dan jika
kalian setuju , saya mohon Anda segera mengurusi administrasi. ”
“Iya
Dokter, Saya setuju untuk dilakukan operasi . Saya sekeluarga berusaha secepat
ini akan mengurusi administrasi . Semua
itu demi kesembuhan suami Saya ”
“Baik
Bu, Saya juga akan melakukan operasi semaksimal mungkin . Pesan dari Saya
pribadi jangan pernah berhenti untuk mendo’akan suami Anda agar segera pulih
keadaannya.”
“Iya,
terimakasih Dok.”
“Sama-sama
“
“Kami
permisi Dok.”
Setelah
keluar dari ruangan Dokter , Aku dan Ibuku kembali menuju ketempat menunggu
pasien. Aku sangat sedih karena Ayahku harus dioperasi dan masih belum bisa sadarkan
diri . Lain hal aku juga bersyukur , karena Aku masih diberi keselamatan serta
luka yang tidak parah oleh Allah. Kejadian ini akan Aku jadikan pelajaran
hidup. Di ruang tunggu ternyata sudah ada beberapa anggota keluargaku yang
lainnya . Mereka berusaha menenangkan Ibuku yang menangis, sejak kami keluar
dari Ruang Dokter tadi.
“Yang
sabar dan tabah ya mbak, ini memang ujian dari Allah. Jadi mbak tidak pantas menyesali
semua kejadian ini .” Ujar tanteku yang baru saja tiba di rumah sakit
“Insyaallah
aku akan berusaha sekuat mungkin menghadapi cobaan ini.” Balas ibuku
“Oh
iya apakah mbak sama Rina sudah makan? Kalau belum makan , nanti akan kami
carikan makan terlebih dahulu , daripada nanti kelaparan kan repot.” Kata
tanteku
“Aku
dan Rina sudah makan tadi. Oh iya nak ,
kamu kan besok sekolah lebih baik kamu pulang duluan dan belajar di rumah .”
ujar ibu
“Enggak
Bu, aku akan tetap disini sampai Ayah sudah bisa sadar.” Balasku
“Tapi
nak , sekolah kamu kan juga penting. Bagaimana jika kamu ketinggalan pelajaran
di sekolahmu?” tanya ibu
“Pokoknya
Aku akan tetap disini .” balasku
“Yaudah
terserah kamu. Ibu hanya mengingatkan.” kata ibu
Setelah
selesai sholat magrib , Dokter kembali mengecek keadaan Ayah . Aku sangat
berharap Dokter akan menyampaikan kabar baik tentang Ayahku. Beberapa menit
kemudian Dokter sudah keluar selesai mengecek kondisi Ayahku.
“Saya
baru mengecek kondisi pasien. Alhamdulillah pasien sudah sadarkaan diri.”kata
dokter
“Apakah
Aku dan keluargaku boleh masuk keruangan ini untuk melihat ayah ?” sahutku
“Saya
hanya membatasi 2 orang saja yang boleh
masuk keruangaan ini , karena takutnya pasien malah terganggu jika yang menengook terlalu banyak .” balas Dokter
“Baik
dok saya dan anak saya yang akan masuk duluan untuk menengok kondisi Suami
saya.” Ujar Ibuku
“Iya
silahkan. Saya permisi dulu.”balas Dokter
Lalu
aku masuk kedalam ruangan tempat Ayahku dirawat. Aku sangat sedih melihat
kondisi Ayah yang terbaring lemah tidak seperti di hari hari biasanya.
“Ayah
bagaimana kondisinya ? sudah mulai membaik kan ?”tanya Ibuku
“Iya
kalian benar kondsi ku sudah muulai membaik. Kalian kenapa tidak istirahat
terlebih dahulu , kan dari tadi seharian sudah mmenungguku disini. Apa kalian tidak capek ?”balas ayah
dengan suara yang sulit untuk dikeluarkan
“Tidak, aku dan Rina akan tetap disini .”Ujar Ibu
,sedangkan aku menangis lagi melihat kondisi ayahku seperti itu.
“Sudahlah
kalian jangan bersedih dan menangis, aku
sangat tidak menyukai hal itu terjadi pada keluargaku. Nak apakah kamu besok
tidak sekolah ? pulanglah besok kamu sekolah jadilah anak yang pintar ,
membanggakan orang tuamuu, dan jangan merepotkan Ibumu.”kata ayah
“Baiklah
aku akan pulang demi Ayah. Aku pamit pulang dulu ya, semoga Ayah cepat sembuh.”
Balasku
“Iya
nak, hati hati dijalan. Dan jangan lupakann pesan Ayah yang tadi.” Balas Ayah ,
dan aku jawab dengan anggukan.
Kemudian
Aku pulang kerumah diantar oleh saudaraku. Saat dirumah Aku sholat isya’
terlebih dahulu serta mendo’akan Ayah . Lalu aku belajar, karena 3 hari lagi
Aku sudah Ujian Nasional. Keesokan harinya Aku mendapat kabar dari salah satu
anggota keluargaku bahwa Ayah telah pergi meninggalkanku serta keluargaku. Aku
langsung kaget dan tidak percaya , pada saat itu Aku sangat sedih sekali. Aku
tidak diizinkan Ibu balik lagi kerumah sakit. Aku disuruh tetap dirumah
menyiapkan keperluan-keperluan untuk pemakaman Ayah . Setiap aktivitas yang Aku
lakukan saat ini , Aku selalu
melakukannya sambil menangis atas kepergian Ayah. Sekitar jam 8 pagi jenazah Ayahku sudah dibawa pulanng kerumah . Aku langsung menuju mobil
ambulans yang mengantarkan jenazah Ayahku.
“Ibu,
kenapa Ayah bisa begini. Aku tidak ingin ditinggal oleh Ayah, Bu.” Kataku
“Nak
, serahkanlah Ayahmu kepada yang Maha Kuasa,
ini memang sudah direncanakan oleh Allah.” Balas Ibuku(sambil
bergelinang air mata)
“Tapi
Bu ????.” sahutku
“Kamu
masih ingat kann pesan Ayahmu kemarin nak, Ayahmu tidak suka keluarga seedih
apalagi menangis. Maka dari itu berusahalah unyuk menjadi anak yang tegar
menerima semua cobaan apapun yang telah terjadi.”nasihat Ibuku
“(kemudian
aku mengangguk sambil dipeluk oleh Ibuku).”
Hari
telah berganti Sore , Ayahku sudah dimakamkan siang tadi. Sampai saat ini aku
belum bisa setegar mungkin menerima cobaan ini. Keluaraga yang jauh maupun
dekat, sahabat, kerabat ayah dan para guruku serta teman-temanku juga datang ke
rumahku untuk berbela sungkawa atas kepergian Ayahku.
Sudah
dua minggu sudah kepergian Ayah, dan Aku juga sudah selsai melaksanakan Ujian
Nasional. Pada saat setelah kematian Ayah , aku berusaha membanggakannya ,
dengan cara belajar yang giat dan rajin agar Aku bisa mendapatkan beasiswa
untuk ke perguruan tinggi. Meskipun dia sudah di alam arwakh, tapi aku ingin
menuruti pesan darinya. Besok atau lebih tepatnya pada hari jum’at , pengumuman
siapa saja yang lolos mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi akan diumumkan.
Aku sangat antusias sekali dan Ibu juga selalu mendo’akan Aku saat sholat malam
agar Aku bisa lolos mendapatkan beasiswa
yang sejak awal Aku masuk SMA kaku sudah menginginkannya.
Pada
pagi harinya aku sudah bersiap-siap ke sekolah , sebelum berangkat Aku sarapan
terlebih dahulu.
“Nak,
ini sarapanmu ada di meja sudah Ibu persiapkan.” Teriak ibu saat Aku ada di
kamar
“Iya
bu, aku akan kemari.” Sahutku (sambil berteriak dari kamarku yyang letaknya
didepan ruang makan)
Setelah
selesai sarapan, Aku berangkat kesekolah dan berpamitan pada Ibuku. Ibuku tadi
berpesan supaya berhati-hati saat berangkat ke sekolah dan semoga hari ini
mimpiku terwujud. Sampai di sekolah Aku berbibcang-bincang dengan temanku
tentang beasiswa ke perguruan tinggi.
“Kalian
kemarin milihnya fakultas apa ?.” tanya ku pada teman - teman
“Kemarin
sih Aku punya dua pilihan yaitu antara
fakultas hukum dan fakultas ekonomi.” Balas Fina
“Kalau
Aku sih pinginnya Fakultas Pendidikan,
tapi orang tuaku menyarankan aku agar
mengambil fakultas pertanian. Jadinya aku menurut perkstaan orang tuaku.” Kata mytha
“Oh
iya teman-teman di depan pengumannya sudah keluar , ayo kita kedepan ?” ajak
Olivia
Setelah
itu kami semua berjalan menuju ke tempat letak pengumuman diletakkan. Saat itu Aku sangat deg-degan melihat
pengumuman itu. Saat aku sudah melihat pengumuman itu , aku sangat bersyukur
karena mimpiku untuk mengabulkan keinginan Ayahku serta Ibuku terkabul sudah. Aku diterima di ITB dan
dibidang tentang arsitek. Aku sangat bahagia sekali , teman-temanku juga
berbahagia. Aku berniat sepulang sekolah nanti Aku akan ke makam Ayahku untuk
mendo’akannya. Sebegitu indahnya balasan
dari-Nya atas cobaan , perjuangan hidup yang telah aku dan ibuku lalui disaat
Ayah masih ada dan sudah tiada.
Selesai....
Maaf banget ya kalau cerpen ku banyak typo , jangan copas tanpa izin. Please leave your comment..... Thanks
|
Sumber gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-cinta-orang-orang-wanita-8190289/
Komentar
Posting Komentar